Selasa, 13 Oktober 2015

Pepohonan di tepi jalan

Sobat, kita mesti sering naik mobil menuju suatu tempat rekreasi, atau tempat tujuan tertentu. Yang mesti kita alami adalah ketika kita pulang kampung saat lebaran. Dengan kendaraan yang kita punya, kita sering memacu sekencang mungkin agar cepat sampai di tujuan. Kecepatan penuh, gas pol remblong. Jika kita sedang berjalan-jalan naik mobil, di sepanjang jalan kita sering temui deretan pepohonan yang berderet, berjajar tertata rapi menemani perjalanan. Semakin cepat kita mengendarai kendaraan kita, kita akan merasa pepohonan itu berlari dengan cepat meninggalkan kita.
Seolah olah mereka yang berjalan padahal kita yang sebenarnya berjalan. Begitu juga dengan kita, kita lebih mudah melihat orang lain daripada melihat diri kita sendiri. Seakan teman kita yang pergi meninggalkan kita. Padahal mungkin diri kita yang meninggalkan mereka. Kita jarang merasa kalau yang berbuat adalah diri kita. Kita lebih mudah melihat orang lain, menilai, dan terkadang menyalahkannya. Sampai-sampai kita sering mencari "Kambing Hitam" untuk menutupi kesalahan kita. Pepatah mengajari kita bahwa, "Gajah dipelupuk tak tampak, kuman di seberang lautan tampak." Bukan begitu kawan???


Satu Hatiku Hanya Untuk-Nya

Kawan, Allah ciptakan satu hati untuk kita. Walaupun jumlahnya cuma satu, perannya cukup penting lho. Satu diantaranya adalah sebagai penawar atau penetral racun yang masuk ke dalam tubuh kita. Kalau hati kita sehat, maka akan sehat pula tubuh kita. Jadi keingat hadistnya Rasulullah, 

"وَإنَّ الجَسَدِ مُضْغَة إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ ألا وَهِىَ القَلْبُ"
Artinya: "Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik makla baiklah seluruh tubuh dan apabila ia buruk maka buruklah seluruh tubuh. Ketauhilah ia adalah hati."

Kawan kalau jumlahnya cuma satu berarti perannya penting.