Senin, 08 Februari 2016

Singkong

             Tanaman ini banyak berada di pedesaan. Daerah yang masih asri dan tidak banyak polusi. Ya polusi lingkungan, polusi moral atau polusi paham dan peradaban. Yang ada polusi kepercayaan. Tapi itu dulu, sekarang kayake beda deh, polusi moral memang lebih sedikit tapi ganas. Banyak memakan korban. Polusi kepercayaan tidak banyak tapi kolaborasi kepercayaan lama masih sangat kental. Wait, wait, kok bahas desa? Kembali ke laptop, (kata tukul gitu) kawan, orang banyak mengenal singkong, atau menyok, apalagi ya? Pohong, ada yang menyebutnya kaspe atau................. yaitu deh, yang dulu pernah jadi makanan pengganti saat padi dan jagung tidak lagi ada di karung.

So, apa istimewanya singkong kawan? Apa ya kira-kira jawabnya? Sederhananya gini kawan, mungkin singkong tidak seistimewa tanaman atau makanan lainnya. Cuma kita dapat mengambil manfaat darinya banyak banget, manfaat ilmu dan juga manfaat karena olahannya yang dapat kita nikmati. Ngomong makanan dari singkong ada banyak banget lo jenisnya. Ada Berbagai jenis makanan olahan singkong, mulai singkong bakar, singkong rebus, singong rebus goreng, gobet, getuk, thiwul, gatot, tape, rondo royal,kripik, dan kripik krispy banyak lagi olahannya kawan.  
Trus hubungannya apa, kok ndeso..... habis hari gini bahas singkong. Eeeit jangan salah, ingat kata-kata Allah, bahwa tidak ada hal yang sia-sia yang diciptakan-Nya. Pasti ada gunanya. Lo makanannya mungkin kita bilang ndeso... coba kita ambil manfaat lainnya. Berani? Jangan berhenti sampai disini, go go go lanjutkan mbacanya ya!!!!
Sobat yang gaul, (katanya gak mau dibilang ndeso...) singkong yang ndeso itu bisa menginspirasi kita. sepakat??? Biar ndeso tapi penghasilan kutho, ok??? Gini maksudnya, singkong menjadi aneka olahan kan bukan tanpa proses.Semakin rumit prosesnya yang dilalui maka semakin mahal harga jualnya. Gak percaya??? Survei yukkkkk.
BUDIDAYA KETELA POHON - INDAHNYA BERBAGI Dalam kondisi tertentu, orang bisa makan singkong mentah, tapi gak semuanya lho, gak tau juga sekarang. Beras berlimpah, setahun bisa panen tiga kali. Tapi jangan kira gak enak kawan, dalam jumlah tertentu nikmat juga lho. Singkong muda rasanya manis gimana gitu…. Tapi jangan berlebihan, nanti jadi sakit perut. Hehehe (kata orang jawa nggragas). Ngomong-ngomong harga, tahun 2015 harga singkong per kilogram sebesar Rp.400,00. Kalo sekarung g akan labih ari Rp. 50.000,00.
Kalau nggak berani makan singkong mentah, dibakar ja kawan. Gak butuh biaya kok. Cuma butuh kayu sama korek api. Sampai sekarang kok belum nemu singkong bakar di jual ya??? Emang gak dijual kali ya…, Tapi jangan salah, rasanya nikmat lho. Rasanya gurih, renyah kayak kue pa ya??? Pokoke mak nyus. Makannya disaat istirahat siang, waktu gerimis. Sebelahe ada air minum seger….. manteppp (hehehe flashback kawan)
Variasi olahan singkong berikutnya yang mulai diiual di pasar adalah singkong rebus. Singkong rebus Cuma butuh ngrebus dan nambah garam. Dijual terbatas dikalangan pedesaan biasanya. Kalo toh di kota, biasanya gak banyak. Biasanya kalo g ngrebus sendiri ya beli.sekarang sedikit ada modalnya kawan, Minimal butuh nambah alat untuk ngrebus. Sekarang suah mulai menghilangkan kayu bakar,maka butuh elpiji kawan. Kalo dijual perbungkus, paleng isi tiga atau empat tongkol gitu harganya 3 ribuan. Tapi jarang nemu sih, kesimpleen paleng, sehingga harganya juga terlalu murah. Gak mengembalikan modal kawan.
Ini yang sekarang mudah ditemukan. Per biji harganya berkisar Rp.500- Rp.1000. dijual dipinggir jalan menemani tahu isi, tempe goreng dan piya” alias “ote ote” Kita bisa bandingkan harganya kawan. Singkong goreng yang butuh direbus dulu dan butuh minyak untuk menggoreng. Kalo singkong mentah perkilo tidak lebih dari RP. 1000,00 sekarang kalau sudah digoreng bisa dapat uang sebesar Rp. 10.000,00. Sepuluh kali lipat kawan.
Ada olahan singkong yang lain kawan, gobet namanya. Gobet ini mirip gethuk tapi kasar. Tidak seperti gethuk. Gobet tidak dijual layaknya singkong bakar. Biasanya dibuat untuk dikonsumsi sendiri. Kalo mau buwat gobet  butuh alat (semacam parut) untuk membuat kecil-kecil tapi nggak sampai lembut. Terus dikukus sampai matang. Setelah itu ditaburi parutan kelapa. Dimakan waktu masih anget-anget…..Musimnya penghujan, makan bareng keluarga saat rintik hujan diluar rumah. Ehmm, suasana keluarga yang sederhana namun hangat penuh kebahagia an.
Kemudian diolah yang lebih rumit lagi jadi gethuk, gehuk lindri warna warni… semakin lumayan harganya. Paleng sebungkus gethuk bisa sampai lima ribu. Sekilo singkong bisa menghasilkan Rp 20.000, coba bayangkan kawan. Hari ni, kalo kita mau ke indomart ato alfa mart terus beli kripik Qtela, beratnya hanya 200 gram, harganya bisa Rp. 24.000, sekilo singkong bisa menghasilkan uang sebesar Rp. 120.000,00. Padahal sekilo singkong mentah hanya Rp.400 rupiah kawan. Berapa kali lipat itu coba???
Kawan, kini engkau bisa menyimpulkan sendiri, bagaimana singkong itu berproses. Biarlah orang bilang ndeso sebagian, tapi ada yang olahannya go intenasional juga lho. Kita akan sepakat bahwa, “semakin banyak proses yang dilaluinya maka semakin mahal pula harga jualnya.
Artinya kawan, semakin rumit proses pengolahan singkong, maka semakin berani produsennya menjual dengan harga yang mahal. Begitu juga dengan hidup kita, semakin banyak proses yang dilalui, semakin banyak pengalaman dan ilmunya. Semakin lengkap pula pengalaman hidup kita kawan.   Dengan begitu Allah pasti akan tinggikan derajat kita. Kita layak ditawarkan dengan harga yang mahal. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam Al Quran.
ö #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4
“… Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat….  ” (Al Mujaadilah: 11)
Kenapa harus orang beriman dulu? Tidak langsung orang yang berilmu. Atau juga orang yang kaya atau tampan gitu. Jawaban sederhananya kawan, hanya orang dengan iman, orang bisa menerima dan mengambil pelajaran ditengah deras dan kerasnya ujian. Jika tidak beriman, banyak orang yang putus asa, mengeluh dan terkadang menghujat Tuhan. Terkadang juga ada yang memutuskan menyelesaikan hidup dengan jalan yang singkat.
            Orang berilmu itu jangan diartikan meraka yang sekolah tinggi. Selesai profesor, disertasi S3, Tesis S2 atau skripsi S1. Ilmu itu berada di alam dan lingkungan kita berada. Tidak terbatas hanya di dalam gedung bertingkat. Betapa banyak orang yang disebut pinter akademik ternyata jadi perusak agama, mencuri uang rakyat… lebih bijak meraka yang hanya sekolah dasar tapi punya kontribusi besar. Teringat pesannya bapak, “Le, dadio wong sing ngerti, dudu mung pinter.”
Kawan, tidak akan pernah orang percaya orang yang bilang kuat tapi belum dibuktikan. Hidup adalah lahan pembuktian. Tidak akan dibiarkan orang bilang beriman tanpa dikasih ujian. Proses hidup adalah jalan mendewasakan diri dan akal. Jangan lari dari kenyataan tapi hadapi dengan senyuman. Tuhan tidak akan mengirim ujian jika kita tidak sanggup untuk melaksanakan. Tinggal kita yakin, percaya pada diri kita sendiri atau percaya pada suara bisikan dihati yang hanya mengecilkan kita. Kita adalah orang besar, khalifah, makhluk pilihan yang diberi hak untuk mengelola bumi. Jadikan ujian hidup ini menjadi proses yang menguatkan tulang kaki, tulang lengan, punggung dan leher kita, sehingga ketika beban berikutnya datang kita tidak menjadi orang yang cengeng, cepat mengeluh karena itu bukan ciri seorang pemimpin kawan….

Jadilah kuat, karena seiring kekuatan yang besar muncul tanggungjawab yang besar.
بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
“Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari”
“Mangan menyok ning asli luwih enak ketimbang mangan roti ning mung ngimpi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar