Telaga
atau danau biasanya ramai dengan
kondisi yang berwarna warni. Indah warna teratai yang dipadu angsa yang
tegar,anggun berenang menikmati tenangnya perairan.
Bergerak kesana kemari, sendiri, berpasangan bahkan bergerombolan menambah
indahnya pemandangan di atas permukaan air yang tenang. Sebuah pemandangan yang
luar biasa, maha besar kekuasaan Allah ditengah angsa yang sedang berenang.
Seekor
angsa berenang dari tepi menuju tengah kerumunan angsa yang lain di tengah
kolam. Dengan tenang, tidak panik angsa ini menuju kerumunan teman-temannya.
Sayapnya tidak dikepakkan dan juga tidak diangkat sama sekali. Setelah mencapai
kerumunan angsa di tengah kolam, mereka dengan tenang menikmati segarnya
telaga. Kawan, jika kita ingin belajar
pada guru “angsa” ada sesuatu pelajaran yang luar biasa di balik peristiwa itu semua. Jika kita
perhatikan, di atas permukaan air akan didapati tiap ekor angsa yang
tenang berenang. Namun ternyata ditengah anggunnya angsa diatas air, ada sesuatu yang sibuk di bawah air. Untuk menjaga
ketenangan badannya kawan, kaki angsa sibuk
bergerak di bawah air untuk menopang tubuh yang indah berenang. Kakinya
bergerak kesana kemari untuk mempertahankan posisi tubuhnya yang anggun.
Selaput diantara jari-jemarinya memberikan daya tambahan untuk bekerja. Andai saja
kakinya tanpa selaput, pasti angsa akan lebih bekerja keras untuk bisa tegak
berenang ke telaga.
Jika kita perluas pelajaran dari guru “angsa” ini,
kita bisa bawa ke dalam sebuah organisasi. Untuk menopang sebuah kesuksesan
organisasi, dibutuhkan kerja keras dari masing-masing komponen yang ada di
bawahnya. Sebuah organisasi yang kelihatan
besar, kuat dan tegar, maka sebagaimana angsa, di bawah permukaan besarnya
kekuatan organisasi itu ada kerja keras emua komponen penyusun organisasi.
Ribuan pekerja dan ribuan kerjaan. Meski berbeda komponen dan tugas, semua
bekerja demi satu tujuan. Kesamaan tujuan menjadi
pengokoh dalam usaha. Mungkin saja dari masing-masing komponen terjadi
kecumburuan karena tugasnya berbeda. Yang satu merasa usahanya lebih berat
daripada yang lain, muncul iri hati, hingga dengki dan hasud. Maka kesadaran
akan tujuan dan tugas masing-masing menjadi penting untuk mencapai kesuksesan
bersama. Setelah masing-masing komponen paham tugasnya maka perannya akan
maksimal dan menjadi satu kesatuan kesuksesan.
Coba bayangkan kawan, jika
kaki angsa tidak mau bergerak alias diam saja apa yang akan terjadi? Angsa itu akan
diam saja, atau jika terkena gelombang akan roboh karena tidak seimbang kalau
tu kapal ya bisa terguling dan tenggelam. Kelanjutan organisasi di atas juga begitu kawan.
Kalo organisasi sudah besar, berdiri kokoh kemudian lupa daratan dan sombong,
membuat penghuninya tidak nyaman kemudian berhenti bergerak… maka hati-hati itu
artinya angsanya akan goyah, roboh dan tenggelam. Setiap penghuni organisasi,
sekecil apapun perannya dia menjadi sesuatu yang penting untuk dihargai.
Sebagaimana kita menghargai jari kelingking kaki kita agar kaki kita bisa
berenang sempurna…. Bukan begitu kawan????
“Jika
kita di amanahi tugas A, jangan iri dengan amanah B milik orang lain. Boleh
jadi hanya kita yang mampu menangani tugas A dan kita tidak mampu di amanah B”.
Allah mengingatkan dalam salah satu ayatnya,
|=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãA$tFÉ)ø9$# uqèdur ×nöä. öNä3©9 ( #Ó|¤tãur br& (#qèdtõ3s? $\«øx© uqèdur ×öyz öNà6©9 ( #Ó|¤tãur br& (#q6Åsè? $\«øx© uqèdur @° öNä3©9 3 ª!$#ur ãNn=÷èt óOçFRr&ur w cqßJn=÷ès? ÇËÊÏÈ
“Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (Al Baqarah 216)
Allah mengajarkan lewat
angsa, kenapa kaki mereka berselaput? Kok ndak kayak kaki ayam atau unggas yang hidup di
daratan? Setiap kita dikasih potensi dan
kemampuan masing-masing kawan. Setiap tempat yang kita tempati, disitu mesti
Allah limpahkan kepada kita kemampuan bertahan hidup. Mereka yang hidup di
pesisir akan dikaruniai kemampuan orang pesisir. Mereka yang hidup di
pegunungan akan diberi kemampuan orang pegunungan yang tidak dimiliki mereka
yang ada di pesisir. Allah maha perencana kawan…
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”
(Al Hujurat : 13)
Sebagai penutup kawan, untuk pengingat kita semua bahwa kita ini bisa tegak berdiri terlihat gagah karena kaki kawan. Meski dia berada di bawah, dialah yang menyokong tubuh kita. Artinya sesukses kita saat ini selalu ada orang yang mengantarkan kita mencapainya. Bisa jadi mereka orang-orang yang secara fisik terlihat tidak seberapa. Mungkin doa merekalah yang mengantarkan kita mencapai ini semua. Jangan sombong dan jangan semena-mena.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar