Kamis, 18 Agustus 2016

Memeras Santan Kehidupan


      Suasana panas dan gerah menyelimuti kota surabaya. Terik mentari ditambah kepulan asap kendaraan dan kumpulan awan menjadikan rasa haus semakin mengeringkan tenggorokan. Tapi syukurnya tidak terlalu sulit mengobati rasa haus ini, karena cukup mudah dijumpai penjaja minuman disepanjang jalan kota Surabaya. Banyak menu yang dijajakan, tapi ada sebuah menu yang terlihat sangat menggiurkan. Tau apa itu? Es degan ijo. Kelapa muda yang sangat banyak manfaatnya. Baik diminum airnya saja, atau juga dengan daging buahnya. Memang luar biasa kelapa yang daunnya indah melambai-lambai tertiup angin. Daunnya berbeda dengan yang lainnya. Pokoknya luar biasa, mau tau kenapa??? Dilanjut bacanya....

Kalau lagi Ramadhan, ada makanan khas yang sering kita temui di meja makan saat bedug maghrib dan adzan berkumandang???   Apa hayooo??? Betul makanannya adalah “kolak”. Makanan khas yang membutuhkan bahan utama santan kelapa. Ngomong-ngomong kelapa, santan atau santen adalah sari kelapa yang merupakan barang istimewa yang tersimpan dalam di daging kelapa. Sebagaimana namanya sari pati, maka tidak akan mudah untuk mendapatkannya. Namanya barang istimewa tentu butuh usaha terbaik untuk mendapatkannya. Sobat, kita akan belajar bagaimana bisa menjadikan diri kita sebagai sari pati yang luar biasa, kayak santan... are you ready????
Kawan, untuk mendapatkan sebuah sari pati hidup itu, kita harus berjuang luar biasa. Karena dia adalah nilai dalam diri kita. Kawan, untuk mendapatkan santen kelapa, banyak rintangan dan usaha yang harus dilalui. Pertama, kelapa yang siap diambil santennya harus benar-benar sudah tua. Jika salah pilih, maka kualitas dan kuantitas dari santan itu pasti berbeda. Kawan, untuk menjadi orang yang luar biasa maka kita harus memantaskan diri untuk menjadi luar biasa. Eits jangan salah, bukan harus tua, karena dewasa itu pilihan bukan karena usia. Nyatanya banyak orang yang usianya tua tapi belum dewasa dalam menyikapi hidup, namun terkadang ada anak SD yang bisa bijak melewati hidup. So, ayo kita siapkan diri kita untuk menjadi kelapa pilihan.
Kedua, ketika kelapa itu telah terpilih, maka dia harus siap dijatuhkan. Ada kalanya kelapa itu hanya jatuh dari ketinggian 2 atau 3 meter saja, tapi jangan lupa kadang dia jatuh tidak tanggung-tanggung, karena tingginya pohonnya 10 meter bahkan lebih. Luar biasa, itu cara Tuhan mengajari kita untuk berubah. Orang berbeda sikap ketika mendapati dirinya lagi jatuh. Ada yang cuma meratapi nasib, berputus asa ketika sedang jatuh. Bahkan banyak rumah tangga hancur, banyak persaudaraan putus, persahabatan patah, bahkan tak jarang hanya karena jatuh dalam hidup, diambil pilihan untuk mencukupkan anugrah hidup yang diberikan padanya. Mereka lupa ada Tuhan yang mengatur segalanya. Mencukupi hidup kita tanpa kita pinta. Pasti ketika kita jatuh, Tuhan telah memilih diri kita sebagai kelapa yang akan menunjukkan sari patinya. Karena dengan jatuh kita akan bangkit kembali. Betapa banyak juga Allah contohkan, orang yang sukses setelah dia jatuh. Karena jatuh itu biasa, bangkit setelah jatuhlah yang luar biasa.
Sebagaimana buah kelapa, kita seharusnya tidak terlalu takut. Tau kenapa? Karena ternyata kelapa itu dilapisi oleh kulit luar yang berongga, yaitu sabut kelapa. Sabut melindungi kelapa dari benturan yang terjadi, dengan kata lain Allah pasti tidak membiarkan kita terjatuh tanpa sebuah kemampuan untuk melindungi diri. Jadi, sadari potensi kita, karena kita dicipta dengan potensi luar biasa.
Langkah ketiga untuk mendapatkan santan adalah dengan merobek dan membersihkan sabutnya. Buah kelapa yang sudah jatuh dari tandannya harus dibersihkan kulit sabutnya. Kawan, jika pernah memecah atau melihat orang membersihkan sabut kelapa, maka kita tentu tau ternyata butuh alat yang runcing atau pisau yang tajam. Artinya untuk menjadi pribadi yang luar biasa kita harus membersihkan diri kita dari sifat yang kurang baik, yang terkadang dengan cara yang keras, ujian yang berat dan bertubi-tubi.
Coba perhatikan sabut kelapa yang telah dirobek kawan. Sabut kelapa yang kita bersihkan ternyata masih berongga. Apakah lapisan berikutnya tambah lunak??? Ternyata lapisan berikutnya tidak semakin lunak, tapi malah semakin keras. Setelah ketemu lapisan berongga, kita dapati lapisan batok yang keras. Batok ini menjadi pelindung terakhir sebelum kita akan mendapati daging kelapa. Kerasnya batok ini mengajarkan kepada kita bahwa sesuatu yang berharga itu harus dilindungi dengan perlindungan yang luar biasa. Keras, kuat dan kokoh tak tertembus dengan usaha biasa. Usaha keras inilah yang akan memberikan kemudahan karena kita tahu, setelah kesusahan ada kemudahan. Itulah langkah ke empat untuk mendapatkan santan kelapa kawan.
Kawan, sebuah sunnatullah yang Allah ajarkan lewat kelapa, ketika batok keras telah terpecahkan, maka akan kita temukan daging kelapa yang kita harapkan. Tidak sekeras batok, dan sudah bisa untuk dimanfaatkan. Namun, kondisinya masih apa adanya. Kulitnya berwarna coklat dan masih menyimpan air kelapa.  Kemudian dibelah dan dipecah sesuai kebutuhan untuk diproses lebih lanjut.
Tapi, untuk mendapatkan kualitas santen yang putih dan bersih. Maka buah kelapa yang ada harus dikupas kulitnya, kemudian dipecah dibuang air kelapanya. Tidak sampai situ, daging kelapa yang sudah putih masih harus diparut hingga lembut, kemudian diperas baru keluar santannya. Kawan, itulah kualitas terbaik, tidak hanya didapatkan dalam sekali proses perjuangan. Tujuh langkah untuk mendapatkan sari pati buah kelapa. Sehingga kita harus sadar, ketika ujian satu datang belum terselesaikan kemudian Allah kirimkan ujian tambahan. Menumpuk amanah belum terselesaikan menjadi tambahan ujian. Itulah cara Allah menguatkan hamba-Nya. Jangan minta Allah untuk mengurangi beban di pundak, tapi mintalah pundak yang kuat untuk memanggul amanah yang banyak sehingga selesai sesuai waktu dan mampu menebar manfaat.
Itulah santan kelapa kawan, dibuat kolak, dibuat sayur, dan dibuat olahan yang lainnya.... Memberikan kesan rasa gurih walau tak pernah disebut. Itulah orang sukses, tanpa harus disebut tapi dapat dirasakan manfaatnya. Tidak penting siapa kita, yang lebih penting adalah apa yang telah kita perbuat dalam masa hidup kita.
Selamat berjuang kawan, biarkan ujian yang datang itu jadi jalan Allah memilih kita untuk mendapatkan saripati kehidupan. Wallahu’alam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar